Selasa, 26 Februari 2008
Penyebab Banjir di Tangerang Pengembang Diduga Tidak Sesuai Site Plan
TANGERANG (SINDO)-Banjir yang melanda Kota Tangerang, umumnya merendam kawasanperumahan. Penyebabnya selain karena banyak pengembang yang belum menyerahkanfasos fasum juga diduga karena tidak sesuai dengan site plan pada perijinannya.Akibatnya, banyak masyarakat yang dirugikan karena rumah yang baru dibelinyabanjir.
Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menyatakan, Pemkot Tangerang saat ini sedangmencari data-data dan meneliti izin para pengembang perumahan apakah sesuai dengansite plannya atau tidak. “Jika tidak sesuai atau lari dari site plan yang ada,saya minta dinas terkait untuk mengembalikan fungsi awal lahan tersebut. Artinyakalau mereka ngarang-ngarang sendiri membangun, tentu bangunan yang ada harus dibongkar,” ucap Wahidin, kemarin.
Diakui Wahidin, para pengembang perumahan di wilayahnya diantaranya banyak yangkurang memperdulikan masalah ini. Selain banyak yang belum menyerahkan lahan fasosdan fasum, mereka juga umumnya menganggap setelah mengantongi izin bisa bebasmembangun. “Jarang yang mau datang saat kita undang membahas ini. Namun saatmemegang izin lupa, ini sama dengan perijinan IPAL (instalasi pengolahan airlimbah), dan itu menjadi tanggung jawab kami,” tegasnya.
Jika keadaanya seperti ini Wali Kota mengakui yang dirugikan adalah konsumen,apalagi yang kredit hingga 15 tahun, dapat dibanyangkan penderitaannya. Untuk itukedepan, Pemkot Tangerang telah meminta setiap pengembang harus menyediakan dahululahan untuk tandon air. “Seperti pengembang Alam Sutera, kita sudah minta diamenyediakan lahan lima hektare dahulu untuk tendon air sebelum membangun, kalaudia tidak bersedia kita tidak akan memberikan izin,” tegasnya. Selain itu Wali Kota menyatakan, banjir di Kota Tangerang baik banjir lokal maupunbanjir kanal salah satunya karena telah terjadi sedimentasi pada hilir dari duasungai, yakni Cisadane dan mookervart.”Mesti dikeruk atau dinormalisasi, dan iniadalah tugas antara provinsi, sebab kalau diserahkan ke kita, kami memilikiketerbatasan dana,” tegasnya.
Permintaan dana sebesar Rp1,2 triliun yang baru-baru ini dia ungkapkan, untukmenanggulangi banjir lokal karena adanya janji Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowokepada Pemkot Tangerang.”Tapi hingga saat ini belum ada realisasinya janji itu.” Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Tangerang Asmuni, membenarkan pihaknyatengah melakukan pendataan kepada sejumlah pengembang yang ada saat ini.”Sayabersama dinas lingkungan hidup dan dinas lainnya sedang mencari tahu soalperijinan yang ada,” katanya.
Sementara itu, akibat banjir yang melanda KotaTangerang Wahidin menyatakan telah menyebabkan kualitas air menjadi keruh danberzat besi. “Saat ini banyak warga yang menderita kencing batu karenamengkonsumsi air yang berzat besi, ini karena banjir,” tandasnya. (denny irawan)
Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menyatakan, Pemkot Tangerang saat ini sedangmencari data-data dan meneliti izin para pengembang perumahan apakah sesuai dengansite plannya atau tidak. “Jika tidak sesuai atau lari dari site plan yang ada,saya minta dinas terkait untuk mengembalikan fungsi awal lahan tersebut. Artinyakalau mereka ngarang-ngarang sendiri membangun, tentu bangunan yang ada harus dibongkar,” ucap Wahidin, kemarin.
Diakui Wahidin, para pengembang perumahan di wilayahnya diantaranya banyak yangkurang memperdulikan masalah ini. Selain banyak yang belum menyerahkan lahan fasosdan fasum, mereka juga umumnya menganggap setelah mengantongi izin bisa bebasmembangun. “Jarang yang mau datang saat kita undang membahas ini. Namun saatmemegang izin lupa, ini sama dengan perijinan IPAL (instalasi pengolahan airlimbah), dan itu menjadi tanggung jawab kami,” tegasnya.
Jika keadaanya seperti ini Wali Kota mengakui yang dirugikan adalah konsumen,apalagi yang kredit hingga 15 tahun, dapat dibanyangkan penderitaannya. Untuk itukedepan, Pemkot Tangerang telah meminta setiap pengembang harus menyediakan dahululahan untuk tandon air. “Seperti pengembang Alam Sutera, kita sudah minta diamenyediakan lahan lima hektare dahulu untuk tendon air sebelum membangun, kalaudia tidak bersedia kita tidak akan memberikan izin,” tegasnya. Selain itu Wali Kota menyatakan, banjir di Kota Tangerang baik banjir lokal maupunbanjir kanal salah satunya karena telah terjadi sedimentasi pada hilir dari duasungai, yakni Cisadane dan mookervart.”Mesti dikeruk atau dinormalisasi, dan iniadalah tugas antara provinsi, sebab kalau diserahkan ke kita, kami memilikiketerbatasan dana,” tegasnya.
Permintaan dana sebesar Rp1,2 triliun yang baru-baru ini dia ungkapkan, untukmenanggulangi banjir lokal karena adanya janji Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowokepada Pemkot Tangerang.”Tapi hingga saat ini belum ada realisasinya janji itu.” Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Tangerang Asmuni, membenarkan pihaknyatengah melakukan pendataan kepada sejumlah pengembang yang ada saat ini.”Sayabersama dinas lingkungan hidup dan dinas lainnya sedang mencari tahu soalperijinan yang ada,” katanya.
Sementara itu, akibat banjir yang melanda KotaTangerang Wahidin menyatakan telah menyebabkan kualitas air menjadi keruh danberzat besi. “Saat ini banyak warga yang menderita kencing batu karenamengkonsumsi air yang berzat besi, ini karena banjir,” tandasnya. (denny irawan)
puteriku
------tentang saya-------------
- densindo
- Saya adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara,yakni Devie Indriyanti dan Galang Syifa Rachmadi. Orang tua saya berasal dari Jawa Barat tepatnya Sumedang. Ayah Saya bernama Chasli Sutisna dan Bunda saya Siti Nurjamilah. Sedangkan Istri tercinta bernama Revieta.
WEBSITE
Albert Einstein
File Tulisan
- bandara (1)
- bea cukai (3)
- buaya (1)
- Buta Aksara (1)
- calon jamaah (1)
- grafis bea cukai (1)
- Jalan Alternatif (1)
- JALAN RUSAK (1)
- kanker (1)
- kebakaran (1)
- kokain (2)
- konversi minyak (1)
- Pasar (1)
- Pasar Balaraja (2)
- PERS (1)
- persaingan mal (1)
- pilkada (1)
- PLN (1)
- pokja (1)
- raskin (4)
- RS Honoris (1)
- sekolah rubuh (2)
- TKI (2)
- unis (2)
-
Selamat Datang di Blog Denny Irawan