Minggu, 14 September 2008
Tawuran di Pamulang, Enam Tewas
TANGERANG (SINDO)-Tawuran antara warga kompleks asrama Brimob, Pamulang, Ciputat, Kabupaten Tangerang dengan warga Gg Saidin Bambu Apus Pamulang, Kabupaten Tangerang mengakibatkan enam orang tewas, kemarin sekitar pukul 04.50 WIB.
Semua korban tewas itu berasal dari kompleks asrama Brimob. Keenamnya adalah Maulana Ibrahim,13, Ibnu Ganesha,13, Sinung,12, Muhammad Iqbal,17, Randy,15, dan Solihin Bujang Prakoso,15.
Sedangkan satu orang lagi bernama Abimanyu Trinawan Putera, 15, hingga kemarin masih dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Bhineka Husada, Ciputat, Kabupaten Tangerang.
Menurut informasi warga setempat. Tawuran kedua belah pihak tersebut sudah sering terjadi pada bulan puasa. Keduanya pun sudah sering didamaikan para tokoh masyarakat setempat, namun pada puasa tahun ini keduanya tawuran kembali. Bentrok fisik yang terjadi kemarin, bermula ketika kedua kelompok pemuda dari pemukiman yang berbeda itu saling lempar petasan di Jalan Padjajaran Raya Pamulang.
Namun, bukan lagi petasan yang dilempar keduanya melainkan batu. Petugas kepolisian yang mendapat informasi itu mendatangi lokasi. “Rupanya hal itu membuat panik pemuda dari kompleks Brimob, karena posisi polisi saat itu berada di belakang kelompok pemuda itu. Karena panik mereka menceburkan diri ke Situ Sasak Tinggi Pamulang yang lokasinya tepat dibelakang perumahan mereka tinggal,” ucap saksi mata Rusjayadi.
Beberapa diantara mereka yang menceburkan diri berhasil selamat, sedangkan mereka yang diduga tidak bisa berenang tewas karena tenggelam. Kanit Reskrim Polsek Pamulang Iptu Yulianto membenarkan informasi warga. “Informasi yang kami terima demikian, namun tidak ada petasan mereka tawuran dengan batu. Akibatnya, enam orang remaja ditemukan tewas dan satu dibawa ke rumah sakit," kata Yulianto.
Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Chairul Anwar, korban beserta rekannya yang berjumlah sekitar 20 orang, berasal dari kompleks Brimob. Mereka terjun ke danau karena panik dan terjepit. “Ada 14 orang yang menceburkan diri. Beberapa berenang balik ke tepi, namun beberapa tenggelam,” kata seusai melawat ke rumah korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tubuh para korban, tidak ditemukan bekas benturan fisik. Ditanya seputar siapa yang harus bertanggung jawab, Kapolres mengaku, masih akan menyelidikinya. “Saksi sedang kami periksa. Dan saya tegaskan mereka meninggal bukan karena tawuran tetapi karena tenggelam. Pemicunya karena ejek-ejekan dan salah paham saja,” katanya.
Seluruh jenzah di bawa ke Mesjid At Taqwa di kompleks Brimbo untuk kemudian di makamkan di lokasi yang berbeda sesuai dengan keinginan keluarga masing-masing. Yudo kakak Maulana mengatakan, dirinya sempat mencegah adiknya untuk ikut tawuran.
Namun hal itu tidak diengarkan sang adik. "Sudah saya larang tapi tetap saja dia keluar rumah, “ujarnya. Sementara itu, pantauan SINDO hingga sore kemarin, di kedua belah pihak tampak suasana masih mencekam. di Gg Saidin Bambu Apus, Pamulang itu tampak dijaga sejumlah anggota polisi. Sedangkan di kompleks Brimob tampak kesedihan yang mendalam. Sedangkan di Situ Sasak Tinggi Pamulang, sejumlah warga masih ramai di lokasi kejadian untuk melihat langsung bekas tempat para korban tenggelam.(denny irawan)
Semua korban tewas itu berasal dari kompleks asrama Brimob. Keenamnya adalah Maulana Ibrahim,13, Ibnu Ganesha,13, Sinung,12, Muhammad Iqbal,17, Randy,15, dan Solihin Bujang Prakoso,15.
Sedangkan satu orang lagi bernama Abimanyu Trinawan Putera, 15, hingga kemarin masih dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Bhineka Husada, Ciputat, Kabupaten Tangerang.
Menurut informasi warga setempat. Tawuran kedua belah pihak tersebut sudah sering terjadi pada bulan puasa. Keduanya pun sudah sering didamaikan para tokoh masyarakat setempat, namun pada puasa tahun ini keduanya tawuran kembali. Bentrok fisik yang terjadi kemarin, bermula ketika kedua kelompok pemuda dari pemukiman yang berbeda itu saling lempar petasan di Jalan Padjajaran Raya Pamulang.
Namun, bukan lagi petasan yang dilempar keduanya melainkan batu. Petugas kepolisian yang mendapat informasi itu mendatangi lokasi. “Rupanya hal itu membuat panik pemuda dari kompleks Brimob, karena posisi polisi saat itu berada di belakang kelompok pemuda itu. Karena panik mereka menceburkan diri ke Situ Sasak Tinggi Pamulang yang lokasinya tepat dibelakang perumahan mereka tinggal,” ucap saksi mata Rusjayadi.
Beberapa diantara mereka yang menceburkan diri berhasil selamat, sedangkan mereka yang diduga tidak bisa berenang tewas karena tenggelam. Kanit Reskrim Polsek Pamulang Iptu Yulianto membenarkan informasi warga. “Informasi yang kami terima demikian, namun tidak ada petasan mereka tawuran dengan batu. Akibatnya, enam orang remaja ditemukan tewas dan satu dibawa ke rumah sakit," kata Yulianto.
Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Chairul Anwar, korban beserta rekannya yang berjumlah sekitar 20 orang, berasal dari kompleks Brimob. Mereka terjun ke danau karena panik dan terjepit. “Ada 14 orang yang menceburkan diri. Beberapa berenang balik ke tepi, namun beberapa tenggelam,” kata seusai melawat ke rumah korban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tubuh para korban, tidak ditemukan bekas benturan fisik. Ditanya seputar siapa yang harus bertanggung jawab, Kapolres mengaku, masih akan menyelidikinya. “Saksi sedang kami periksa. Dan saya tegaskan mereka meninggal bukan karena tawuran tetapi karena tenggelam. Pemicunya karena ejek-ejekan dan salah paham saja,” katanya.
Seluruh jenzah di bawa ke Mesjid At Taqwa di kompleks Brimbo untuk kemudian di makamkan di lokasi yang berbeda sesuai dengan keinginan keluarga masing-masing. Yudo kakak Maulana mengatakan, dirinya sempat mencegah adiknya untuk ikut tawuran.
Namun hal itu tidak diengarkan sang adik. "Sudah saya larang tapi tetap saja dia keluar rumah, “ujarnya. Sementara itu, pantauan SINDO hingga sore kemarin, di kedua belah pihak tampak suasana masih mencekam. di Gg Saidin Bambu Apus, Pamulang itu tampak dijaga sejumlah anggota polisi. Sedangkan di kompleks Brimob tampak kesedihan yang mendalam. Sedangkan di Situ Sasak Tinggi Pamulang, sejumlah warga masih ramai di lokasi kejadian untuk melihat langsung bekas tempat para korban tenggelam.(denny irawan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
puteriku
------tentang saya-------------
- densindo
- Saya adalah anak pertama dari tiga orang bersaudara,yakni Devie Indriyanti dan Galang Syifa Rachmadi. Orang tua saya berasal dari Jawa Barat tepatnya Sumedang. Ayah Saya bernama Chasli Sutisna dan Bunda saya Siti Nurjamilah. Sedangkan Istri tercinta bernama Revieta.
WEBSITE
Albert Einstein
File Tulisan
- bandara (1)
- bea cukai (3)
- buaya (1)
- Buta Aksara (1)
- calon jamaah (1)
- grafis bea cukai (1)
- Jalan Alternatif (1)
- JALAN RUSAK (1)
- kanker (1)
- kebakaran (1)
- kokain (2)
- konversi minyak (1)
- Pasar (1)
- Pasar Balaraja (2)
- PERS (1)
- persaingan mal (1)
- pilkada (1)
- PLN (1)
- pokja (1)
- raskin (4)
- RS Honoris (1)
- sekolah rubuh (2)
- TKI (2)
- unis (2)
-
Selamat Datang di Blog Denny Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar